contoh USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
GRIYA KONSELING SEBAGAI SOLUSI
PEMECAHAN MASALAH
BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN
TERTULIS (PKM-GT)
Diusulkan
Oleh :
TRIYONO
|
NIM. 10.121.274/ TA 2010/KETUA
|
ARISKA NUR AN NISA
|
NIM. 11.121.135/ TA
2011/ANGGOTA
|
IKHDA PUTRI NUR I.
|
NIM. 11.121.163/TA 2011/ANGGOTA
|
IKIP PGRI
MADIUN
MADIUN
2013
HALAMAN
PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA
1. Judul
Penelitian
|
:
|
Griya Konseling Sebagai Solusi Pemecahan Masalah
|
2. Bidang
Kegiatan
|
:
|
PKM-GT
|
3. Ketua
Pelaksana Kegiatan
|
||
a.
Nama Lengkap
|
:
|
Triyono
|
b.
NIM
|
:
|
10.121.274
|
c.
Jurusan
|
:
|
Bimbingan dan Konseling
|
d.
Perguruan Tinggi
|
:
|
IKIP PGRI Madiun
|
e.
Alamat Rumah/No. Hp
|
:
|
Ds.Macanan, Kec.Jogorogo, Kab.Ngawi/085649096616
|
f. Email
|
:
|
|
4. Anggota Pelaksana
Kegiatan
|
:
|
2 orang
|
5. Dosen
Pendamping
|
||
a.
Nama lengkap
|
:
|
Drs. Muh Chotim,S.Pd.,M.Pd
|
b.
NIDN
|
:
|
0003045402
|
c.
Alamat Rumah
|
:
|
Jln. Tanjung Manis Gang VII, Madiun
|
d.
No. Telp./Fax.
|
:
|
081946267700
|
Menyetujui,
Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling
(Dahlia Novarianing A, S.Psi., M.Si.)
NIDN. 0729117801
|
Madiun, 01 Maret 2013
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Triyono)
NIM. 10121.274
|
Wakil Rektor III
IKIP PGRI Madiun
(Drs. Nurhadji Nugraha, S.Pd., M.M.)
NIDN. 0724046401
|
Dosen Pendamping
(Drs. Muh Chotim,S.Pd.,M.Pd.)
NIDN. 0003045402
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang selalu dicurahkan kepada seluruh umat manusia sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis Program Kreativitas Mahasiswa
Gagasan Tulisan (PKM-GT) yang berjudul “Griya Konseling Sebagai Solusi Pemecah
Masalah” tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah
pada junjungan kita, Rasulullah Muhammad saw, yang telah membawa kita pada
indahnya cahaya Islam.
Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis banyak
mendapatkan dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Parji, M.Pd, Rektor IKIP PGRI Madiun
2. Drs. Nurhadji
Nugraha, S.Pd, M.M, Wakil Rektor III, Bidang
Kemahasiswaan IKIP PGRI Madiun
3. Drs.
Vitalis Djarot Sumarwoto, M.Pd, Dekan FIP IKIP PGRI Madiun
4. Dahlia
Novarianing A, S.Psi., M.Si, Ketua Prodi Bimbingan Konseling
IKIP PGRI Madiun
5. Drs. Muh
Chotim,S.Pd.,M.Pd, Dosen Pendamping
6. Semua
pihak yang terlibat dalam penyelesaian Artikel Program Kreativitas
Mahasiswa Gagasan Tertulis ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu.
Dengan
segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharap kritik
dan saran yang bersifat membangun, guna penyempurnaan gagasan ini. Semoga
gagasan ini bisa memberikan manfaat pada penulis khususnya dan
seluruh pembaca pada umumnya.
Madiun,
01 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA
PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR
ISI..................................................................................................... iv
RINGKASAN.................................................................................................... v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................... 1
Tujuan dan
Manfaat............................................................................................ 3
GAGASAN
Kondisi Kekinian................................................................................................. 4
Solusi yang Pernah
Ditawarkan........................................................................... 4
Perbaikan Gagasan yang Di ajukan..................................................................... 5
Pihak-pihak yang
Membantu............................................................................... 5
Langkah-langkag yang
Strategis......................................................................... 5
KESIMPULAN
Gagasan yang
diajukan........................................................................................ 6
Teknik Implementasi yang Akan
Dilakukan....................................................... 6
Prediksi Hasil yang Akan
Diperoleh................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………….. 6
Biodata Ketua dan
Anggota…………………………………………………. 8
Biodata Dosen
Pendamping…………………………………………………. 9
RINGKASAN
Setiap manusia pasti mempunyai
masalah baik itu masalah dalam keluarga, sekolah, maupun pada tempat kerja,
tanpa masalah manusia tidak akan bisa mandiri, dan apabila masalah tersebut
tidak bisa dipecahkan atau tanpa ada solusi mungkin hal-hal yang
fatal akan terjadi. Di sini kami menggunakan konseling sebagai media untuk
memecahkan masalah, konseling yang berasal dari bahasa inggris ‘’Counseling’’
pengertiannya dapat dilihat dari segi bahasa dan dari segi layanan professional.
Dari segi bahasa, konseling terkait dengan kata counsel, yang berarti nasehat
(to obtain counsel), anjuran (to give counsel). Dalam educational dictory Good
(dalam Tyas Martika Anggriana, 2012) mendefinisikan ‘’counseling is
relationship in which one or more person with a problem or concern desire to
discuss and work toward solving it with another persons attemping to help them
reach their goal’’. Menurut Jones (dalam Bimo Walgito, 2010)‘’Counseling
is talking over a problem with same one. Usully but not always, one of the two
has facts or experiences or abilities not possessed to the same degree by the
other. The process of counseling involves a clearing up of the problem by
discussion’’. Menurut Wrenn (dalam Bimo Walgito, 2010) ‘’Counseling
is personal and dynamic relationship between two people who approach a mutually
defined problem with mutual consideration for each other to the end that the
younger, or less mature, or more troubled of the two is aided to a self
determined resolution of his problem’’. Menurut Rebecca (dalam Farid
Mashudi, 2011) konseling meliputi relasi tatap muka secara pribadi antara dua
orang. Si konselor-lewat relasi tersebut dan menggunakan kemampuan khusus
berusaha memberikan situasi belajar. Sedangkan si konseli ditolong untuk
memahami dirinya sendiri dengan cara yang memuaskan dan tidak merugikan orang
lain atau masyarakat.
Gagasan yang penulis ajukan sebagai
solusi dalam untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, yang selama ini masyarakat apabila tidak bisa menyelesaikan
masalahnya mereka melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Di sini
tempat pemecahannya Griya Konseling Sebagai Solusi Pemecah Masalah.
GRIYA KONSELING SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH
Triyono, Ariska Nur An Nisa, Ikhda Putri Nur Islamiati
IKIP PGRI Madiun
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap
manusia pasti mempunyai masalah baik itu masalah dalam keluarga, sekolah,
maupun pada tempat kerja, tanpa masalah manusia tidak akan bisa mandiri, dan
apabila masalah tersebut tidak bisa dipecahkan atau tanpa ada
solusi mungkin hal-hal yang fatal akan terjadi. Di sini kami
menggunakan konseling sebagai media untuk memecahkan masalah, konseling yang
berasal dari bahasa inggris ‘’Counseling’’ pengertiannya dapat dilihat dari
segi bahasa dan dari segi layanan professional. Dari segi bahasa, konseling
terkait dengan kata counsel, yang berarti nasehat (to obtain counsel), anjuran
(to give counsel). Dalam educational dictory Good (dalam Tyas Martika
Anggriana, 2012) mendefinisikan ‘’counseling is relationship in which
one or more person with a problem or concern desire to discuss and work toward
solving it with another persons attemping to help them reach their goal’’.
Menurut Jones (dalam Bimo Walgito, 2010) ‘’Counseling is talking over a
problem with same one. Usully but not always, one of the two has facts or
experiences or abilities not possessed to the same degree by the other. The
process of counseling involves a clearing up of the problem by
discussion’’. Menurut Wrenn (dalam Bimo Walgito, 2010) ‘’Counseling
is personal and dynamic relationship between two people who approach a mutually
defined problem with mutual consideration for each other to the end that the
younger, or less mature, or more troubled of the two is aided to a self
determined resolution of his problem’’. Menurut Rebecca (dalam Farid
Mashudi, 2011) konseling meliputi relasi tatap muka secara pribadi antara dua
orang. Si konselor-lewat relasi tersebut dan menggunakan kemampuan khusus
berusaha memberikan situasi belajar. Sedangkan si konseli ditolong untuk
memahami dirinya sendiri dengan cara yang memuaskan dan tidak merugikan orang
lain atau masyarakat. Konseli belajar memecahkan masalah-masalah dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dari segi layanan professional, konseling
memiliki definisi deskriptif yang dikemukakan oleh para ahli didalam literature
professional Amerika. Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang
memandang konseling sebagai komunikasi antar pribadi, ada yang memandang konseling
sebagai proses yang dilalui dan konseling sebagai sebagai
pertemuan tatap muka. Apapun dasar pandangan para ahli tentang
konseling, pada intinya konseling adalah proses bertemunya antara konselor
dengan konseli yang dilakukan secara bertemu tatap muka agar bisa terpecahnya
masalah konseli tersebut dan konseling disini mempunyai sifat yang rahasia,
jadi konselor harus mempunyai azas kerahasian.
Menurut Lewis (dalam Farid Mashudi,
2011), seseorang membutuhkan konseling karena banyak alasan. Namun, Lewis
menggolongkan alasan-alasan itu kedalam tiga alasan pokok, yaitu:
1. Seseorang
mengalami semacam ketidakpuasan pribadi, dan tidak mampu mengatasi atau
mengurangi ketidakpuasan tersebut. Ia berusaha mengubah perilakunya supaya
dapat mengatasi ataupun mengurangi ketidakpuasan, namun ia tidak tahu caranya.
Di sinilah perlunya bantuan dari orang lain.
2. Seseorang
memasuki dunia konseling dengan kecemasan. Kecemasan itu bukan hanya berasal
dari beberapa segi kehidupannya yang mengguncangkan, tetapi juga karena ia
menghadapi dirinya sendiri yang memasuki dunia baru dan asing berupa ruang
konseling.
3. Seseorang
yang membutuhkan konseling itu sebenarnya tidak mempunyai ganbaran yang jelas
tentang sesuatu yang mungkin terjadi.
Tujuan akhir dari proses konseling
adalah perubahan tingkah laku kearah yang lebih positif dan konstruktif.
Seoarang klien yang datang dengan kondisi psikologis tidak stabil, cenderung
bersifat destruktif. Kondisi psikologis yang buruk menyebabkan cara berpikirnya
pun irasional. Selanjutnya, manifestasi dari pikiran irasional menyebabkan
tingkah laku yang irasional pula. Maka, disinilah, seorang konselor berperan
mengubah tingkah laku irasional menjadi rasional kembali.
Perubahan tingkah laku bukan hanya
menghafal dan mengingat. Namun, perubahan tersebut merupakan proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri klien. Perubahan sebagai hasil dari
proses perubahan tingkah laku dapat ditunjukkan dalam tingkah laku
keterampilan, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksi, dan daya penerimaan yang
bersangkutan.
Jadi, perubahan tingkah laku
merupakan proses yang aktif dan bereaksi dalam semua situasi yang ada pada
klien. Itu berarti bahwa proses perubahan tingkah laku diarahkan pada tujuan
dan proses berbuat melalui situasi yang ada pada klien (Farid Mashudi, 2011).
Tujuan dan
Manfaat
Tujuan
Tujuan penulisan gagasan ini
adalah untuk mengenalkan konseling kepada masyarakat agar masyarakat lebih
mengerti kepada siapa apabila masyarakat memiliki masalah yang tidak bisa
diselesaikan sendiri. Dalam griya konseling ini konselor membantu memecahkan
masalah-masalah yang dialami masyarakat baik masalah pribadi, keluarga, maupun
masalah dilingkungan pekerjaan.
Manfaat
Manfaat
penulisan gagasan tentang griya konseling sebagai solusi pemecahan masalah
adalah Dengan adanya griya konseling sebagai solusi pemecahan masalah,
keluarga yang memiliki problem dan tidak bisa diselesai secara keluarga disini
mungkin masalah-masalah keluarga bisa dipecahkan.
Disini griya konseling sebagai
pengenalan kepada masyarakat kalau konseling itu bisa digunakan untuk
memacahkan masalah yang sedang dihadapi masyarakat, selama ini masyarakat tidak
mengerti apa sebanranya konseling itu.
Masyarakat selama ini apabila
mempunyai masalah, dan disitu tidak ada tempat atau seseorang untuk meluapkan
semua masalahnya, disinilah tempatnya yang baik untuk memecahkannya. Agar
masalah-masalah tersibut tidak timbul dan tidak akan menjadi hal-hal yang tidak
diinginkan atau fatal.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Konseling berbeda dengan bimbingan,
namun memiliki tingkat kesesuaian yang tercangkup dalam bimbingan konseling.
Bimbingan adalah relasi yang bertujuan menolong seseorang yang sedang
membutuhkan bantuan dalam rangka memahami dirinya sendiri dan lingkungan, serta
membuat keputusan-keputusan yang bijaksana menyangkut pendidikan, pekerjaan,
atau masalah pribadi. Kesamaan terletak pada tujuan untuk semakin
m,engembangkan si konseli dalam setiap aspek kehidupannya. Sedangkan
perbedaannya adalah bimbingan memiliki konotasi positif dan preventif, adapun
konseling memiliki konotasi upaya memperbaiki atau menghilangkan hambatan atau
masalah yang sedang dialami oleh konseli (Farid Mashudi, 2011).
Selama ini pelayana konseling hanya
dikenal di sekolah saja, itupun pelayan konseling dalam sistem pndidikan di
Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984, semula
disebut bimbingan dan penyuluhan (BP). Kemudian, pada kurikulum 1994, berganti
nama menjadi bimbingan dan konseling (BK) sampai sekarang.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sebenarnaya
sudah ada layanan konseling diluar sekolah namun masyarakat sendiri belum
mengerti arti konseling itu sendiri dan fungsinya konseling sendiri. Konseling
diluar sekolah ini menangani masalah-masalah yang dialami masyarakat baik itu
masalah keluarga, kesehatan, masalah pekerjaan dll. Jadi sebenarya konselor itu
menerima semua masalah yang dihadapi oleh masyarakat tanpa memandang masalah
apa yang sedang dihadapi.
Perbaikan Gagasan yang Diajukan
Program baru
yang dapat dijadikan solusi dalam konseling adalah griya konseling sebagai
solusi pemecah masalah merupakan tempat sekaligus memperkenalan kegunakan dan
manfaat dari konseling itu sendiri, kebanyakan orang cukup aneh saat mendengar
kata-kata konseling karena belum pahamnya konseling itu sendiri.
Dengan adanya griya
ini diharapkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dapat dipecahkan dan
masyarakat mengenal apa konseling itu sendiri dan apabila masyarakat nanti
mempunyai masalah sendiri mungkin lebih bisa mandiri menghadapi masalahnya.
Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Pihak-pihak yang diharapkan mampu
untuk merealisasikan gagasan ini adalah pertama konselor sendiri, konselor
memberikan informasi atau promosi kepada masyarakat bahwa griya
konseling sebagai solusi pemecah masalah. Kedua pemerintah memberika informasi
kepadea masarakat atau melalui media cetak atau elektronik bahwa konseling
merupakan proses yang paling tepat untuk menyelesaikan maslah.
Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan
Langkah-langkah strategis yang
dilakukan dalam mengimplementasikan gagasan tersebut tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki
team konselor yang handal dan professional yang berkompeten dalam
konseling. Tim pembina Griya Konseling ini terdiri
dari Konselor yang kompeten di bidang tersebut..
2. Melakukan
perekrutan team konselor yang Lulusan asli dalam bidang bimbingan dan
konseling.
3. Melakukan
kegiatan-kegiatan yang mendukung yang berhubungan dengan konseling.
4. Konselor
menerima masalah-masalah nyang dihadapi oleh masyarakat.
5. Proses
konseling bisa dilakukan kapan saja.
6. Melakukan
kerjasama dengan pemerintah setempat untuk memperkenalan konseling dan griya
konseling tersebut.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Gagasan yang penulis ajukan sebagai
solusi dalam untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, yang selama ini masyarakat apabila tidak bisa menyelesaikan
masalahnya mereka melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Di sini
tempat pemecahannya Griya Konseling Sebagai Solusi Pemecah Masalah.
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Teknik yang dilakukan untuk
mengimplementasikan gagasan yang penulis ajukan yaitu dengan melakukan
perekrutan menjadi tim konseling. Di sini nanti setiap konselor menangani
satu masalah yang dihapadi oleh konseli. Jadi konselor tidak akan menangani
lebih dari satu konseli, agar konselor lebih fokus menganangi masalah konseli
tersebut.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
Manfaat yang akan diperoleh dalam
pelaksanaan program Griya Konseling Sebagai Solusi Pemecah
Masalah adalah konseli atau masyarakat yang sudah melakukan
konseling diharapkan lebih bisa mandiri dan mengampil keputusan yang
tepat saat mempunyai masalah atau menghadapi masalah-masalahnya
sendiri dan konseli lebih bertanggung jawab dengan keputusan-keputusan yang
diambilnya.
DAFTAR PUSTAKA
Martika Anggraini, Tyas. 2012. Pokok-pokok
Materi Kuliah Teknik Labotarium Konseling 1. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Mashudi, Farid. 2011. Psikologi Konseling.
Jogjakarta: IRCiSoD.
Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan
Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling
(studi dan karier). Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET
Komentar
Posting Komentar