pengertian kalimat


KALIMAT

A.    Pengertian Kalimat
            Kalimat dalam bentuk tulisan, ujaran dalam bentuk lisan. Kalimat dalam bentuk tulisan memiliki kriteria yang mengikat, seperti huruf kapital/huruf besar di awal kalimat, dan diakhiri salah satu tanda perhentian. Tanda perhentian ialah titik (.), tanda tanya (?), tand aseru (!).
            Dengan kriteria itu, dalam bahasa tulis, kalimat mudah dikenal. Dengan demikian, kalimat boleh  terdiri atas satu kata atau lebih. Kalimat tidak harus ada subjek, predikat, objek. Berbagai kemungkinan, fungsi yang hadir hanya fungsi subjek, misalnya- Paman! Atau predikat saja, misalnya- Makan! Atau objek saja, misalnya- Surat itu! Atau keterangan saja, misalnya- Di Surabaya. Dan seterusnya.
            Kalimat-kalimat singkat seperti itu lazimnya terjadi pada kalimat perintah atau kalimat jawaban.
Contoh kalimat jawaban subjek-
            Kalimat jawaban tentu berasal dari kalimat tanya!
Kalimat tanya- Siapa yang suka menulis novel?
Kalimat jawab- Saya. (subjek)
Kalimat lengkapnya- Saya suka menulis novel.

Contoh kalimat imperatif predikat-
Duduk! (predikat)
Kalimat lengkapnya- Kalian duduk dengan baik!

Contoh kalimat jawaban objek-
Ubi.
Kalimat tanya- Kalian menggali apa?
Kalimat jawab- Ubi. (objek)
Kalimat lengkapnya- Kami menggali ubi.

Contoh kalimat jawaban keterangan-
Biarlah di sini saja.
Kalimat ajakan- Masuklah kalian ke dalam rumah!
Kalimat jawab- Biarlah di sini saja (objek)
Kalimat lengkapnya- Kami biar duduk di sini saja.

B.     Jenis Kalimat Berdasarkan Aktor-Aksi
            Pembagian jenis kalimat bergantung pada cara memandangnya. Kalmat dapat dipandang dari sisi subjeknya, dapat dipandang dari sisi predikatnya, dapat dipandang dari sisi objeknya, dapat dipandang dari sisi klausanya, dan seterusnya.
            Dari sisi subjeknya, kalimat dibagi dalam empat jenis, yakni (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat medial, dan (4) kalimatresiprokal. Dari sisi kategori predikatnya, kalimat dibagi dalam lima jenis, yakni (1) kalimat nominal, (2) kalimat verbal, (3) kalimal adjektival, (4) kalimat numeral, (5) kalimat preposional. Dari sisi jumlah klausanya, kalimat dibagi dalam dua jenis, yakni (1) kalimat tunggal, (2) kalimat majemuk. Dari sisi intonasinya, kalimat dibagi tiga jenis, yakni (1) kalimat berita, (2) kalimat tanya, (3) dan kalimat perintah.
            Secara berturut-turut, jenis-jenis kalimat itu dibicarakan secara berturut-turut, sebagai berikut.

1.      Kalimat Aktif
      Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya aktif melakukan sesuatu. Dengan kata lain, kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku, penindak atau aktor. Contoh-
Tukang batu itu memasang dinding batu merah.
            S

2.      Kalimat Pasif
      Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan. Dengan perkataan lain, kalimat pasif adalah kelimat yang subjeknya berperan sebagai pasien atau penderita. Contoh-
Dinding batu merah dipasang oleh tukang batu itu.
            S
      Diatesisi aktif-pasif perlu diahami pula. Mengapa? Agaknya masih banyak orang beranggapan bahwa struktur kalimat aktif itu selalu bisa diubah menjadi struktur kalimat pasif. Namun, dalam kenyataannya tidak demikian. Atau sebaliknya, struktur kalimat pasif bisa diubah menjadi struktur kalimat aktif. Namun, kenyataannya tidak demikian. Perhatikan ilustrasi kalimat berikut ini-
      Kalimat aktif yang tidak dapat dipasifkan.
1)      Ayahnya berangkat ke Jerman.
2)      Sudin berjual beras di pasar baru.
                        Kalimat yang tidak dapat diaktifkan.
1)      Gedung ini dibangun tahun 1983.
2)      Skripsi ini disusun dalam lima bab.
                        Pertanyaan yang muncul adalah mengapa kalimat aktif tersebut tidak dapat diubah strukturnya menjadi struktur kalimat pasif. Padahal teori mengatakan bahwa subjek kalimat aktif dapat menjadi objek pada kalimat pasif, dan objek pada kalimat pasif menjadi subjek pada kalimat pasif.
                        Jawabannya adalah bahwa kalimat aktif yang dapat diubah strukturnya menjadi struktur kalimat pasif adalah kalimat aktif yang memiliki objek. Dalam hal ini verbanya adalah verba transitif. Jika verba sebagai predikat kalimat itu adalah verba intransitif, kalimat aktif itu tidak dapat diubah strukturnya menjadi struktur kalimat paasif, seperti contoh kalimat di atas.
                        Selanjutnya, perlu diketahui pula bahwa kalimat pasif tidak selamanya dapat diubah menjadi kalimat aktif. Kalimat pasif tidak dapat diubah strukturnya menjadi struktur kalimat aktif apabila kalimat pasif itu tidak memiliki objek. Ketidakhadiran objek dalam kalimat pasif sekurang-kurangnya ada empat hal penyebabnya.
a.       Objeknya sudah diketahui sebelumnya.
b.      Objeknya tidak dibutuhkan.
c.       Objeknya diabaikan.
d.      Untuk menghindari kehadiran subjek.
     Contohnya dapat dikemukakan secara berturut-turut.
1)      Skripsi ini disusun dalam lima bab.
2)      Gedung ini dibangun tahun 2000.
3)      Negara ini mau dikemanakan?
4)      Skripsi ini disusun dalam lima bab.

C.    Jenis Kalimat Berdasarkan Kategori Predikatnya
            Pada bagian ini, kalimat dibedah atas kategori predikatnya. Kalimat menurut kategori predikatnya dapat dibedakan atas kalimat nominal, kalimat verbal, kalimat adjektival, kalimat numeral, dan kalimat preposisional. Kalimat preposisional itu terjadi apabila verba kalimat itu tidak mendahului preposisi. Jadi, dalam distribusinya, apabila frase preposisional mengikuti subjek, kalimat itu tergolong kalimat preposisional. Namun, bila verba kalimat itu hadir, frase preposisi tadi dapat berubah fungsi menjadi keterangan atau pelengkap.
1.      Kalimat Nominal
      Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berkelas nomina. Contoh-
(a)    Adiknya guru bahasa Indonesia.
(b)   Dia dokter teladan.
     Mana predikatnya? Predikat kalimat itu ialah sebagai berikut ini.
Kalimat (a) predikatnya- guru bahasa Indonesia.
Kalimat (b) predikatnya- dokter teladan.

2.      Kalimat Verbal
      Kalimat verbal adalah kalimat yang preedikatnya berkelas verba. Contoh-
(a)    Pak Guru mengajarkan mata pelajaran Matematika.
(b)   Para mahasiswa membuat lapangan bola.
     Mana predikatnya? Predikat kalimat itu ialah sebagai berikut.
Kalimat (a) predikatnya- mengajarkan
Kalimat (b) predikatnya- membuat

3.      Kalimat Adjektival
      Kalimat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berkelas adjektif. Contoh-
(a)    Anaknya pandai sekali.
(b)   Gurunya pintar juga.
     Mana predikatnya? Predikat kalimat itu ialah sebagai berikut.
Kalimat (a) predikatnya- pintar sekali
Kalimat (b) predikatnya- pintar juga

4.      Kalimat Numeral
      Kalimat numeral adalah kalimat yang predikatnya berkelas numeralia. Contoh-
(a)    Adiknya dua orang.
(b)   Istrinya baru tiga orang.
     Mana predikatnya? Predikat kalimat itu ialah sebagai berikut.
Kalimat (a) predikatnya- dua orang
Kalimat (b) predikatnya- baru tiga orang

5.      Kalimat Preposisional
Kalimat preposisional adalah kalimat yang predikatnya berkelas preposisi. Contoh-
(a)    Dia sedang di kamar mandi.
(b)   Angin dari arah utara.
     Mana predikatnya? Predikat kalimat itu ialah sebagai berikut.
Kalimat (a) predikatnya- di kamar mandi
Kalimat (b) predikatnya- dari arah utara

D.    Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausanya
            Pada bagian ini, kalimat dibedah atas jumlah klausanya. Kalimat berdasarkan jumlah klausanya dibedakan atas kalimat tunggal. Kalimat sederhana, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, kalimat majemuk kompleks. Kalimat majemuk rapatan ini ada bagian-bagian kalimat yang dirapatkan. Kalimat majemuk bertingkat terjadi akibat adanya perluasan fungsi-fungsi sintaksis dari kalimat inti. Dengan demikian bisa terjadi anak kalimat terdapat pada fungsi subjek, bisa juga terjadi dari fungsi predikat, atau terjadi pada perluasan objek.
1.      Kalimat Tunggal
      Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Contoh-
(a)    Ayah membeli mobil baru.
(b)   Pak Ahdan baru pulang.

2.      Kalimat Majemuk
a.      Kalimat Majemuk Setara
            Mengapa disebut kalimat majemuk setara? Banyak definisi yang telah dipaparkan para pakar linguistik, tetapi tampaknya masih banyak di antara pelajar, bahkan pengajar belum tahu dengan pasti, mengapa disebut kalimat majemuk setara. Untuk mengetahui dan dapat mengoprasionalkan suatu ilmu itu perlu pula uraian operasionalnya.
(a)    Pak Guru menyuruh kami mennam bunga di halaman, tetai kami tidak mau melaksanakannya.
Jenis kalimat apa itu?
Penjelasan
                        Yang dimaksud dengan setara di sini ialah kemampuan, potensi klausa yang membangun kalimat majemuk itu. Kalimat majemuk itu dibangun dua klausa. Ya, ‘kan? Kalimat majemuk “Pak Guru menyuruh kami menanam bunga di halaman, tetapi kami tidak mau melaksanakannya”. Terdiri dari dua klausa, yakni-
a.       pak guru menyuruh kami menanam bunga di halaman
b.      kami tidak mau melaksanakannya
                        Kedua klausa itu, masing-masing memiliki kemampuan dan potensi menjadi sebuah kalimat tunggal.
Perhatikan-
a.       Pak Guru menyuruh kami menanam bunga di halaman.
b.      Kami tidak mau melaksanakannya.
                        Dengan demikian, klausa-klausa yang membangun kalimat majemuk itu mempunyai kekuatan yang sama, mempunyai kemampuan yang sama, dan mempunya potensi yang sama.

b.      Kalimat Majemuk Rapatan
            Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat yang salah satu atau beberapa fungsinya dirapatkan.
a.       Ibu pergi ke kantor.
b.      Ayah pergi ke kantor.
                        Kedua kalimat tunggal itu dijadikan menjadi sebuah kalimat, namanya kalimat majemuk. Namanya kalimat majemuk rapatan. Disebut kalimat majemuk rapatan karena ada unsur-unsur yang dirapatkan. Unsur yanf dirapatkan adalah unsur predikat dan unsur keterangan.
c.       Ibu dan ayah pergi ke kantor
                        Hal itu juga dapat dibuktikan atau diragakan dengan menggunakan beningan (transparansi). Fungsi yang dirapatkan ialah predikat, yakni pergi dan keterangan yakni ke kantor.
c.       Kalimat Majemuk Bertingkat
            Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terbangun oleh induk kalimat dan anak kalimat. Contoh-
a.       Amir putra bungsu Pak Budi baru berangkat ke Amerika.
b.      Saudaranya yang tinggal di dekat PLN sudah lulus ujian doktornya.
c.       Dia melakukan apa yang diperintahkan oleh atasannya.

d.      Kalimat Majemuk Kompleks
            Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang dibangun oleh klausa yang setara dan yang tidak setara. Contoh-
a.       Pak Ali suka bercanda dan ibu pun suka mengejek walaupun di tempat keramaian.
b.      Para dosen suka kebersihan dan pegawai juga begitu meskipun mereka tidak pernah membersihkan ruangannya.
c.       Mahasiswa suka belajar silat den dosen suka belajar lulo, sedangkan pegawainya ikut-ikutan juga.

E.     Kalimat Berdasarkan Modusnya
            Pada bagian ini, kalimat dibedah atas deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat interjeksi, kalimat ajakan, kalimat harapan, kalimat pinta. Sebagai ciri modus itu, dalam kalimat tulis dapat ditandai dengan lagu kalimat yang ditempatkan di akhir kalimat, yakni tanda baca titik (.) sebagai tanda perhentian dalam kalimat deklaratif, tanda baca tanya (?) sebagai tanda perhentian dalam kalimat interogatif, dan tanda baca seru (!) sebagai tanda perhentian dalam kalimat interjeksi.
1.      Kalimat Deklaratif
      Kalimat deklaratifbiasa juga disebut kalimat pernyataan adalah kalimat yang berisi pernyataan biasa atau berita dengan lagu normal. Dengan lagu normal maksudnya, kalimat itu tidak berlagu tanya (?) atau berlagu imperatif (!). Kalimat deklaratif itu diakhiri dengan tanda titik (.). Contoh-
a.       Saudaranya baru tiba dari Bandung.
b.      Anaknya perempuan.

2.      Kalimat Interogatif
      Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan ddengan lagu tanya. Contoh-
a.       Kamu sudah belajar?
b.      Apakah tulis ini ada artinya?
Tidak semua kalimat interogatif diawali dengan kata tanya seperti yang dikemukakan di atas. Bahkan ada yang berpendapat bahwa kalimat interogatif tidak perlu disertakan dengan tanda tanya, jika kalimat itu memakai kata tanya. Misalnya-
a.       Apakah kalian sudah belajar dengan baik. (Tanpa tanda tanya. Namun intonasinya tetap memakai lagu tanya).
b.      Berapa jumlah siswa di kelas ini. (Tanpa tanda tanya. Namun, intonasinya tetap memakai lagu tanya).

3.      Kalimat Imperatif
      Kalimat imperatif adalah kalimat yang berisi perintah atau menyatakan perintah kepada seorang atau kelompok. Contoh-
a.       Keerjakan tugas ini di rumah masing-masing!
b.      Buka halaman 25!
c.       Besok bawa ember satu buah!

4.      Kalimat Interjeksi
      Kalimat inteerjeksi adalah kalimat yang berisi pernyataan seruan sebagai ekspresi perasaan saat itu kepada diri sendiri, kepada siapa saja, bahkan kepada Tuhan sekalipun. Contoh-
a.       Hai, tunggu saya!
b.      Wah, indah sekali tulisanmu!
c.       Oh Tuhan, aku pasrah!

5.      Kalimat Harapan
      Kalimat harapan adalah kalimat yang berisi harapan, keinginan, kemauan. Contoh-
a.       Semoga kamu sukses.
b.      Mudah-mudahan apa yang dikerjakan bernilai ibadah.
c.       Moga-moga usaha ini berhasil.

6.      Kalimat Pinta
      Kalimat pinta adalah kalimat yang berisi permintaan seseorang atau kelompok kepada orang lain atau kelompok lain. Contoh-
a.       Berikan lukisan ini untuk saya.
b.      Datang ke rumahku besok sore.
c.       Kirimkan uang ini kepada kakakku.
7.      Kalimat Ajakan
      Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan seseorang atau kelompok kepada orang lain atau kelompok lain. Ajakan itu ada yang bernilai biasa, halus, dan sangat halus. Dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kata-kata sudi, silahkan, bersedi bagi ajakan yang halus, berkenan, perkenan bagi ajakan yang sangat halus.
a.       Mari jalan sama-sama!
b.      Sudilah kiranya mampir di rumahku.
c.       Panitia berharap Bapak berkenan membuka acara ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh makalah kebijakan moneter ekonomi

Macam - Macam Pukulan Dalam Pencak Silat Dan Cara Melakukannya

Macam macam Tendangan Dalam Pencak Silat